Iklan

KISAH NYATA GERBONG MAUT BONDOWOSO

 KISAH NYATA GERBONG MAUT BONDOWOSO

( 23 Novermber 1947 )


Dalam tahun 1947 saya menjadi pelatih silat – pencak B.P.R.I Bondowoso,waktu tanggal 21 juli 1947 Jam 4 sore kebetulan melatih anggota – angota dengan Takiari maka saya mendengar bahwa tentara Berlanda sudah ada di Prajekan, selanjutnya kabar itu saya beritahukan kepada angota –angota untuk bersiap menghadapi tentara belanda kalu mungkin masuk ke Bondowoso

Tanggal 21 juli 1947 tentara Belanda datang dari arah timur dari Prajekan semua Trip dan N.B. masuk ke desa Mandiro utara bondowoso diwaktu itu pimpinan N.B masih dipegang bapak Tjipto yang sekarang ada di Jakarta lalu ada salah satu dari anggota N.B. menyerahkan 3 peti isi peluru kepada saya kemudian saya simpan bersama dengan saudara Armidin desa Karanganyar.

Waktu itu saya terima juga vikers dari saudara Suwadi yang sekarang menjabat sebagai kapten di Bali, saudara Armidin juga menerima 1 pistol dari kawan kawan pedagang untuk dipegang kalu mungkin malam malam ada apa apa
Di waktu itu karena kawan – kawan menyebar di seluruh jurusan, maka setiap malam kami adakan serbuan ke kantor V.D.N.B. Kebetulan sekali kami mempunyai titipan peluru jadi dapat kami gunakan peluru tersebut.

Tangal 9 September 1947 istri saya mendjemur pakaian di luar rumah tidak mangatakan datangnya Belanda, tahu tahu Belanda sudah masuk di dalam rumah waktu saya menghitung peluru dan akan saya bagi kepada kawan kawan di dalam rumah ada 3 buah senjata karabian dan 2 pistol titipan dari kawan kawan tahu tahu Belanda sudah ada di belakang saya dan berklata : “ angkat Tangan “ lalu saya bewrdiri sambil angkat tangan dan Belanda bertanya “ Apa ini ?” aya menjawab “ ini senjata saya. Dapat di halaman rumah saya dan maksud saya akan saya serahkan kepada belanda..”
Belanda :” Bagus, kalau begitu saya bawa saja “
Saya menjawab :” Baik tuan “
Soenjoto (mata mata Belanda) :” Djangan tuan, Bondowoso yang bernama Singgih ya ini orangnya, memang gledaber ini orang, ayo dibawa ini orangnya”
Belanda :” O begitu, ayo Singgih ikut saya sekarang dan senjata senjata ini dibawa sekarang”

Sesampainya di Kantor karesidenan saya tidak dibawa ke kantor tapi dibawa ke rumah dekat kantor karesidenan dan dimasukkan di dalam WC selama 7 hari dan ditahan di WC tersebut. Dan untung juga waktu itu Babu (pembantu) juga kasihan kepada saya, kalau sore dan pagi diberi kopi dengan segelas Tjus.
Selama 7 hari karena istri saya khawatir kalau saya dibunuh maka istri saya punya akal, rumah saya dibakar habis kemudian pagi pagi saya di keluarkan dari WC dan dimasukkan ke dalam penjara. Didalam penjara sudah banyak kawan kawan di sana karena sudah ditangkap lebih dulu.

Tanggal 22 Nopember 1947 hari Minggu kami 98 orang yang sudah didaftar dapat pindah dan akan diterima di Surabaya. Sekitar pagi jam 7 dibolehkan karena ditepi jalan banyak keluarga yang melihat menjelang berangkatnya orang orang.
Pada tanggal 23 nopember 1947 tahu tahu jam 2 malam dibangunkan di suruh berpakaian dan antri di luar kamar kemudian dipangil satu persatu kemudian dapat tambahan dari tahanan V.D.N.B 2 orang menjadi 100 orang.
Jam 5 pagi berangkat ke stasiun bondowoso, di stasiun sudah tersedia 3 gerbong. Gerbong kesatu terdiri 28 orang , gerbong ini gerbong kecilm, gerbong kedua terdiri 34 orang dan merupakan gerbong agak besar, gerbong ketiga 38 orang dan ini adalah gerbong besar atau disebut gerobak gajah.

Waktu masuk ke dalam gerbong kebetulan saya melihat jam stasiun jam 5 pagi,. Setelah sudah masuk gerbong tidak langsung diberangkatkan karena masih menunggu kereta dari Situbondo, jam 8 pagi baru dating kereta dari Situbondo kemudian diberangkatkan. Didalam kereta saya merasakan panas apalagi ada kawan – kawan yang mengeluh pusing, sesampainmya di kalisat saya mendengar gedoran gedoran dari gerbong ketiga memberitahukan gerbong kedua bahwa sudah ada kawan kawan yang mati kurang lebih 6 orang lalu memberi tahu gerbong kesatu jadi terang bahwa sampai di kalisat sudah ada yang mati.

Dari itu saya usaha jangan sampai ada terjadi demikian maka saya dengan tangan besi kepada kawan kawan yang merokok saya pukul agar pakaian yang melekat dibadannya dibuka lalu diikat diatas atap agar supaya kalu kereta jalan dapat bergerak seperti kipas dan duduknya saya atur supaya menghadap ke kanan dank e kiri, jadi tidak ke muka dan ke belakang. Maksudnya kalau jalan hanya gerak mangguk mangguk jadi tidak ada ke kanan ke kiri agar tidak pusing kepalanya.
Di stasiun Djember kurang lebih satu setengah jam lamanya dan kawan kawan sudah mulai menggedor gedor minta air dan minta gerbong dibuka. Saya dengar dijdawab disini kita ada air sambil pintu dirapatkan lagi.
Didalam perjdalanan kebetulan sekali melewati daerah yang waktu itu hujan kira kira diantaranya Djatiroito Klakah maka saya memberitahu kepada kawan kawan semua harap buka baju dan dadanya saja suruh menempelkan di dinding kereta karena dinding kereta tersebut basah jadi kawan kawan semua menempelkan dada di dinding dari itu kawan kawan dapat rasa dingin sedikit.

Di Stasiun Probolinggo rupanya kawan kawan yang ada di gerbong ketiga sudah tidak begitu keras suaranya buktinya hanya suara minta tolong sambil berkata “ Tuan minta tolong air dan angina karena sudah banyak yang mati. Jawab dari Luar “ Bijar mati semua badjingan badjingan ini “. Waktu saya dengar suara begitu juga digerbong saya nomer satu juga sudah banyak kawan kawan yang tidak bergerak sama sekali lalu saya memberitahu kepada kawan kawan yaitu satu satunya pendukung yang paling baik yaitu marilah mohon poerlindungan kepada Tuhan yang Maha Esa dalam ajarannya kalau ajaranya agama Islam, kalau Kristen ya ajaranya Kristen, rupa rupanya kawan kawan setuju,. Di dalam perjalanan sya tetap menjaga kawan kawan yang sudah tidak dapat bergerak karena itu waktu saya sendiri tidak terasa apa apa dan tetap di luar gerbong dan kebetulan waktu itu saya merangkak karena gelap sekali, tangan saya dapat satu rambutan lalu saya kupas saja cuil cuil saja berikan kawan sedikit sedikit saja, saya masukkan dalam mulutnya masing masing, karena kalau saya berikan satu kawan tentu dimakan sendiri djadi lain lainya tidak kebagian, tidak lama saya dengar saudara Slamet karsono merintih merintih begini “ Pak singgih saya mati Pak Singgih “, serentak saya pergi ke suara itu, kebetulan sekali saya waktu itu kentjing lalu saya minumkan saudara Slamet tersebut lalu dia berkata “ Suwon Pak “. Saudara Slamet sekarang menjabat di kementrian social di Djakarta.

Sesampainya di wonokromo gerbong di buka, saya tidak tahu meloncat keluar dari gerbong, tahu tahu diluar sudah dijaga tentara Belanda dengan komplit senjatantya sambil berkata “ Akan lari kamu ?” saya menjawab “ Tidak, Tuyan “. Itu waktu saya lihat jam di stasiun jam 10 malam. Kawan kawan diperintah keluar dari gerbong ada juga merangkak ada yyang sudah tidak dapat jalan terpaksa saya tolong keluar dari gerbong, gerbong kedua terdapat 8 orang yang meninggal, gerbong ketiga semua 38 orang meninggal semua. Kawan kawan yang masih sehat kurang lebih 12 orang diperintah menurunkan yang meninggal, 1 mayat tidak dapat diangkat, 2 orang harus harus orang 8 karena mayat mayat itu ada yang mati duduk, ada yang kakinya gandengan dengan teman sampai ada yang gandengan denganh 3 orang. Selesai diturunkan di peron terdapat sebagai berikut yaitu yang meninggal ada 46 orang, yang sakit ada 12 orang,,yang lemas tidak kuat ada 12 orang,yang segar bugar ada 30 oran jadi jumlah semuanya 100 orang.

Setelah selesai dihitung orang orang yang tidak sakit disuruh mengangkat lagi kedalam truk yang tersedia terus dibawa ke Rumah sakit Karangmenjangan, sesampainya di rumah sakit kami lagi yang menurunkan dan mengangkat ke dalam rumah sakit. Jumlah yang tinggal di rumah sakit menjadi 46 orang sedang yang dirawat keadaan sakit keras 12 orang selainnya dibawa ke kampung Bubutan, sesampainya di bubutan kurang lebih jam 2 malam lalu kami di masukkan di los nomer 6
Sekian kisah njata dari saja.

Jang membuat Kisah njata


…………………………

Nama : Singgih
Tempat Tanggal lahir : Kediri, 03 Mei 1894
DJabatan : Pensiunan Pertanian Rakyat kabupaten Bondowoso
Tempat : Djalan Olahraga 153 Bondowoso (Arman dhani/Dhani adisiswoyo)     

Video Mistis Sejarah Kelam kota Surabaya & Gerbong Maut

                                          

3 komentar on KISAH NYATA GERBONG MAUT BONDOWOSO :

Unknown mengatakan... on 16 Agustus 2016 pukul 18.11

Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH PATI
kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-2589-0869
agar di berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur,
saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik,
jika ingin seperti saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh Beliau

AgungBlogger mengatakan... on 2 September 2016 pukul 01.08

numpang link Pengobatan Tradisional Demam Chikungunya

klinik lucky shop mengatakan... on 2 April 2018 pukul 09.58

Alat Bantu Sex Di Bandung
Jual Alat Bantu Sextoys Di Bandung
Alat Sextoys Di Bandung
Alat Sextoys Pria Di Bandung
Alat Sextoys Wanita Di Bandung
Alat Sextoys Lengkap Di Bandung
sangat bagus artikelnya

Posting Komentar